Dalam mendirikan
sholat berjamaah, keberadaan imam mutlak adanya. Tak cukup ini saja, sosok imam
juga harus memenuhi klasifikasi yang diinginkan oleh syariat.
Salah satu
hadits yang menjelaskan tentang kedudukan imam dan makmum antara lain yang
tersabda dalam hadits berikut :
عَنْ
اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: يُصَلُّوْنَ لَكُمْ، فَاِنْ اَصَابُوْا
فَلَكُمْ وَ لَهُمْ، وَ اِنْ اَخْطَئُوْا فَلَكُمْ وَ عَلَيْهِمْ. البخارى
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, "(Imam-imam itu) shalat untuk kamu sekalian. Jika mereka itu benar (di dalam shalatnya), maka (pahalanya) untuk kalian dan untuk mereka. Dan jika mereka itu berbuat salah (didalam shalatnya), maka kalian mendapatkan pahala shalat itu dan mereka mendapatkan dosanya". [HR. Bukhari juz 1, hal. 170]
Rasulullah
SAW telah jelas menerangkan hal ini, sehingga patutlah bagi kita yang hendak
atau diberi kesepatan menjadi imam mengetahui hal-hal seputar mengimami sholat
berjamaah.
Dintara kriteria-kriteria
orang pantas menjadi imam adalah sebagai berikut:
1.
Yang paling banyak
bacaanya (hapalan Al-Quran)
َنْ
اَبِى سَعِيْدٍ اْلخُدْرِيّ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِذَا كَانُوْا ثَلاَثَةً
فَلْيَؤُمَّهُمْ اَحَدُهُمْ. وَ اَحَقُّهُمْ بِاْلاِمَامَةِ أَقْرَؤُهُمْ. مسلم
Dari Abu Sa'id Al-Khudriy, ia
berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Apabila mereka tiga orang, maka
hendaklah mengimami mereka salah seorang diantara mereka. Dan yang paling
berhak menjadi imam diantara mereka ialah yang paling pandai (faham) diantara
mereka". [HR. Muslim juz 1, hal. 464]
َنْ
اِسْمَاعِيْلَ بْنِ رَجَاءٍ قَالَ: سَمِعْتُ اَوْسَ بْنَ ضَمْعَجٍ يَقُوْلُ: سَمِعْتُ
اَبَا مَسْعُوْدٍ يَقُوْلُ: قَالَ لَنَا رَسُوْلُ اللهِ ص: يَؤُمُّ اْلقَوْمَ أَقْرَؤُهُمْ
لِكِتَابِ اللهِ وَ أَقْدَمُهُمْ قِرَاءَةً. فَاِنْ كَانَتْ قِرَاءَتُهُمْ سَوَاءً
فَلْيَؤُمَّهُمْ أَقْدَمُهُمْ هِجْرَةً. مسلم
Dari Ismai'il bin Raja', ia
berkata : Saya pernah mendengar Aus bin Dlam'aj berkata : Saya pernah mendengar
Abu Mas'ud berkata : Rasulullah SAW bersabda kepada kami, "Orang yang
mengimami suatu kaum hendaklah orang yang paling pandai diantara mereka tentang
kitab Allah dan lebih baik diantara mereka bacaannya. Jika bacaan (kefahaman)
mereka itu sama, maka hendaklah mengimami mereka orang yang lebih dahulu
diantara mereka berhijrah. [HR. Muslim juz 1, hal. 465]
2.
Orang yang Paling Wara’
yaitu orang yang paling menjaga
dirinya agar tidak jatuh dalam masalah syubhat.
Dari Ibnu Umar, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jadikanlah orang-orang yang
terpilih di antara kamu sebagai imam; karena mereka adalah orang-orang
perantaraan kamu dengan Tuhanmu.” (HR. Ad-Daruqutni).
“Apabila seseorang menjadi imam
…, padahal di belakangnya ada orang-orang yang lebih utama daripadanya, maka
semua mereka dalam kerendahan terus menerus.” (HR. Ahmad)
3.
Yang Paling Tua Umurnya
“...فَاِنْ
كَانُوْا فِى اْلهِجْرَةِ سَوَاءً فَلْيَؤُمَّهُمْ اَكْبَرُهُمْ سِنًّا....”
“... Jika mereka itu sama didalam
hijrahnya, maka hendaklah mengimami mereka orang yang paling tua umurnya
diantara mereka...". [HR. Muslim juz 1, hal. 465]
Dari urutan
kriteria imam di atas, tampak jelas bahwa faktor umur (tua) menempati urutan
terakhir dalam masalah ini. Hal ini menggambarkan secara jelas bahwa, Islam
sangat menjunjung tinggi nilai keilmuan. Dalam beribadah yang dituntut adalah
kepahaman dalam syariat, mengetahui apa yang tertitah dan menjalankannya.
Namun demikian
ada hal lain yang tak kalah penting juga perlu diperhatikan bagi seorang imam,
antara lain :
1.
Tidak mengimami pembesar
sebuah kaum atau pemerintah.
2.
Tidak mengimami seseorang
yang ada di rumah atau di daerah kekuasaannya.
3.
Menghindari hal yang
dibenci oleh makmum (umat) saat menjadi imam.
عَنْ
اِسْمَاعِيْلَ بْنِ رَجَاءٍ قَالَ: سَمِعْتُ اَوْسَ بْنَ ضَمْعَجٍ يَقُوْلُ: سَمِعْتُ
اَبَا مَسْعُوْدٍ يَقُوْلُ: قَالَ لَنَا رَسُوْلُ اللهِ ص: يَؤُمُّ اْلقَوْمَ أَقْرَؤُهُمْ
لِكِتَابِ اللهِ وَ أَقْدَمُهُمْ قِرَاءَةً. فَاِنْ كَانَتْ قِرَاءَتُهُمْ سَوَاءً
فَلْيَؤُمَّهُمْ أَقْدَمُهُمْ هِجْرَةً. فَاِنْ كَانُوْا فِى اْلهِجْرَةِ سَوَاءً فَلْيَؤُمَّهُمْ
اَكْبَرُهُمْ سِنًّا. وَلاَ تَؤُمَّنَّ الرَّجُلَ فِى اَهْلِهِ وَ لاَ فِى سُلْطَانِهِ.
وَلاَ تَجْلِسْ عَلَى تَكْرِمَتِهِ فِى بَيْتِهِ اِلاَّ اَنْ يَأْذَنَ لَكَ اَوْ بِإِذْنِهِ.
مسلم
Dari
Ismai'il bin Raja', ia berkata : Saya pernah mendengar Aus bin Dlam'aj berkata
: Saya pernah mendengar Abu Mas'ud berkata : Rasulullah SAW bersabda kepada
kami, "Orang yang mengimami suatu kaum hendaklah orang yang paling pandai
diantara mereka tentang kitab Allah dan lebih baik diantara mereka bacaannya.
Jika bacaan (kefahaman) mereka itu sama, maka hendaklah mengimami mereka orang
yang lebih dahulu diantara mereka berhijrah. Jika mereka itu sama didalam
hijrahnya, maka hendaklah mengimami mereka orang yang paling tua umurnya
diantara mereka. Dan janganlah kamu mengimami orang lain di dalam keluarganya,
dan jangan pula di dalam kekuasaannya. Dan janganlah kamu duduk ditempat
kehormatannya di dalam rumahnya, kecuali orang tersebut mengidzinkan untukmu
atau dengan idzinnya". [HR. Muslim juz 1, hal. 465]
عَنْ
عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص كَانَ يَقُوْلُ: ثَلاَ ثَةٌ لاَ
يَقْبَلُ اللهُ مِنْهُمْ صَلاَةً: مَنْ تَقَدَّمَ قَوْمًا وَ هُمْ لَهُ كَارِهُوْنَ.
وَ رَجُلٌ أَتَى الصَّلاَةَ دِبَارًا، وَ الدّبَارُ اَنْ يَأْتِيَهَا بَعْدَ اَنْ تَفُوْتَهُ،
وَرَجُلٌ اعْتَبَدَ مُحَرَّرَهُ. ابو داود
Dari
Abdullah bin 'Amr ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW pernah bersabda,
"Ada tiga golongan yang Allah tidak mau menerima shalat mereka, yaitu :
Orang yang mengimami suatu kaum sedang mereka (orang yang diimami tersebut)
benci kepadanya, dan seseorang melaksanakan shalat yang sudah bukan waktunya,
yaitu dia melaksanakan shalat setelah waktu shalat tersebut hilang, dan orang
yang menjadikan orang merdeka sebagai budak". [HR. Abu Dawud Juz I, hal
162]
Disari dari
:
“Apabila seseorang menjadi imam …, padahal di belakangnya ada orang-orang yang lebih utama daripadanya, maka semua mereka dalam kerendahan terus menerus.” (HR. Ahmad). MAAF bisakah hadits ini diperjelas dengan halaman pada kitab haditsnya !!!
BalasHapus“Apabila seseorang menjadi imam …, padahal di belakangnya ada orang-orang yang lebih utama daripadanya, maka semua mereka dalam kerendahan terus menerus.” (HR. Ahmad). MAAF bisakah hadits ini diperjelas dengan halaman pada kitab haditsnya !!!
BalasHapus