Masjid Babussalam – Perdebatan
panjang tentang nasib Nabi Isa AS atau Yesus Sang Juru Selamat dalam pandangan
Kristiani, tak pernah lekang ditelan bergulirnya zaman. Perdebatan itu bahkan
tampaknya akan kembali menguat seiring klaim ditemukannya kitab Injil berusia
lebih dari 1.500 tahun.
Menurut
situs highperspective.com, dalam kitab Injil versi Barnabas yang
ditemukan itu terdapat klaim bahwa Nabi Isa AS atau Yesus, tidak pernah
disalibkan. Yang disalibkan adalah sahabatnya, Yudas Iskariot—atau Yahudza
dalam versi Islam. Injil Barnabas adalah Injil di luar Injil-injil kanonik yang
direstui dan diresmikan Vatikan, yakni Injil-injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes.
Sebagaimana
versi Islam, Injil tua itu menyatakan, Yesus langsung diangkat ke surga,
sementara Yudas dengan iradah Allah disamarkan sehingga menyerupai Yesus
dan disalibkan dalam prosesi sebagaimana yang diyakini selama ini.
Sayangnya,
situs itu sendiri kurang menjelaskan dengan detil kapan pemerintah Turki
menemukan Injil tua tersebut. Situs itu hanya menulis bahwa pemerintah Turki
merilis sebuah laporan bahwa penemuan Injil tua itu seiring operasi
anti-penyelundupan yang digelar di semenanjung Mediterania. Operasi itu,
menurut higherperspective, menangkap kelompok penyelundup dan menyita
aneka rupa barang selundupan, termasuk barang-barang antik hasil perburuan
harta secara ilegal dan bahan peledak.
“Penemuan
paling besar ya Injil tersebut, yang ditaksir bernilai 28 juta dolar AS,” tulis
situs itu.
Situs itu
menulis, para ahli berkeras bahwa Injil tersebut asli. Injil itu ditulis dengan
tinta emas dalam bahasa Aramaic—bahasa yang digunakan Yesus.
Injil versi
Barnabas adalah Injil yang ditolak otoritas Kristen dalam persidangan akbar
bernama Konsili Nicea, yang digelar di Nicea (sekarang termasuk wilayah Turki)
oleh Kaisar Konstantin yang Agung pada 325 M. Seterusnya Vatikan hanya mengakui
4 Injil kanonik, yakni Injil versi Matius, Lukas, Markus dan Yohannes.
Injil-injil non
kanonik tak hanya Injil Barnabas. Selain versi Barnabas, ada 80-an Injil lain
yang tidak diakui Vatikan, yang kesemuanya disebut Injil Apocrypa.
Namun tak semua
Injil kanonik diakui Vatikan. Kabarnya, hanya setengah bagian Injil versi
Markus yang diakui Vatikan. Beberapa sumber Kristiani menyebutkan, Clement
(150-215), uskup Alexandria yang berpengaruh, menulis surat (kontroversial) ke
Theodora bahwa Gereja memiliki versi lain Injil Markus. Versi itu dijaga ketat
dan hanya boleh dibaca oleh orang tertentu. Markus disebutkan menulis versi
lain kitabnya yang lebih spiritual, yang hanya ditujukan bagi mereka yang ‘being
perfected’.
Sumber: [inilah/voa-islam.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar