KEBIJAKAN
PT Jasa Marga Bali Tol yang mengimbau agar petugas gerbang Tol Bali Mandara
mengenakan kerudung dan peci selama bulan Ramadhan hingga Idul Fitri menuai
protes Aliansi Hindu Bali.
Seperti
diberitakan oleh Inilah.com,
kebijakan yang awalnya sebagai bentuk toleransi antar umat beragama itu kini
diprotes oleh Aliansi Hindu Bali yang terdiri dari Cakrawahyu, Yayasan Satu
Hati Ngrestiti Bali, Yayasan Jaringan Hindu Nusantara dan Pusat Kooordinasi
Hindu Nusantara.
Protes
itu mereka sampaikan dengan menggelar aksi demonstrasi di depan Kantor PT Jasa
Marga Bali Tol bertujuan mendesak agar imbauan tersebut dicabut.
Dalam
aksinya mereka bertemu dengan pihak PT Jasa Marga Bali Tol yang diwakili Hadi
Purnama selaku Manager Operasional, serta Manajer PT Lingkarluar Jakarta, Budi
Susetyo.
Pada
pertemuan itu akhirnya disepakati untuk mencabut kebijakan itu dan meminta
untuk meminta maaf secara tertulis melalui media cetak maupun online.
Salah
satu tokoh Hindu, I Gusti Ngurah Artha menyambut baik itikad PT Jasa Marga Bali
Tol yang mau mencabut kebijakannya dan meminta maaf secara tertulis melalui
media kepada seluruh masyarakat Bali.
“Kita
harapkan toleransi yang dilakukan PT Jasa Marga Bali Tol tidak dalam bentuk
seperti itu yaitu menggunakan busana arab bagi masyarakat Bali,” ujar Ngurah
Artha, Rabu (16/7/2014).
Hal
itu, menurut Ngurah Harta akan menimbulkan permasalahan di Bali karena akan
muncul rasa kecurigaan, terutama jika ada hal yang berbau di luar keyakinan di
Bali.
“Kita
ingin sebagai negara yang menganut kebhinekaan, hal tersebut memang harus tetap
dipertahankan,” harapnya.
Hal
yang sama juga diutarakan Ketua Cakrawahyu, Putu Dana yang menyebutkan polemik
tersebut telah usai. “Kami sangat berterimakasih atas niat dari PT Jasa Marga
Bali Tol. Kami tidak mau kalau adat dan budaya kami ditekan, karena hal-hal
seperti itu sangat menekan kita sebagai orang Bali,” jelasnya.
Terkait
protes itu, PT Jasa Marga Bali Tol yang diwakili oleh I Gusti Lanang Bagus W
selaku Manager Teknik PT Jasa Marga Bali Tol menyatakan tidak ada aturan secara
tertulis yang mewajibkan menggunakan kerudung dan peci. Pasalnya, hal itu
hanyalah berupa imbauan belaka.
“Itu
bukan kebijakan PT Jasa Marga Bali Tol. Ini kebijakan PT Lingkarluar Jakarta.
Kalau kami tahu persisnya ada kebijakan tersebut, kami tidak akan membiarkan
hal itu jika beresiko mengundang permasalahan,” ungkapnya.
Adanya
protes ini, pihaknya mengaku akan mengawal hal tersebut agar tidak terulang
kembali dan memastikan kebijakan tersebut akan dicabut. Sebagai putra Bali,
Gusti Lanang merasa memiliki kewajiban untuk ikut bertanggungjawab dan mengawal
hal tersebut.
Sumber: Islampos.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar